Senin, 13 November 2017

Ikan Waduk Batu Tegi (7.Nila)

Ikan Nila
Hasil gambar untuk ikan nila
kan nila adalah sejenis ikan konsumsi air tawar. Ikan ini diintroduksi dari Afrika, tepatnya Afrika bagian timur, pada tahun 1969, dan kini menjadi ikan peliharaan yang populer di kolam-kolam air tawar di Indonesia sekaligus hama di setiap sungai dan danau Indonesia. Nama ilmiahnya adalah Oreochromis niloticus, dan dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Nile Tilapia.

Ikan peliharaan yang berukuran sedang, panjang total (moncong hingga ujung ekor) mencapai sekitar 30 cm dan kadang ada yang lebih dan ada yang kurang dari itu. Sirip punggung ( pinnae dorsalis) dengan 16-17 duri (tajam) dan 11-15 jari-jari (duri lunak); dan sirip dubur (pinnae analis) dengan 3 duri dan 8-11 jari-jari.
Tubuh berwarna kehitaman atau keabuan, dengan beberapa pita gelap melintang (belang) yang makin mengabur pada ikan dewasa. Ekor bergaris-garis tegak, 7-12 buah. Tenggorokan, sirip dada, sirip perut, sirip ekor dan ujung sirip punggung dengan warna merah atau kemerahan (atau kekuningan) ketika musim berbiak.ada garis linea literalis pada bagian truncus fungsinya adalah untuk alat keseimbangan ikan pada saat berenang
Ikan nila yang masih kecil belum tampak perbedaan alat kelaminnya. Setelah berat badannya mencapai 50 gram, dapat diketahui perbedaan antara jantan dan betina. Perbedaan antara ikan jantan dan betina dapat dilihat pada lubang genitalnya dan juga ciri-ciri kelamin sekundernya. Pada ikan jantan, di samping lubang anus terdapat lubang genital yang berupa tonjolan kecil meruncing sebagai saluran pengeluaran kencing dan sperma. Tubuh ikan jantan juga berwarna lebih gelap, dengan tulangrahang melebar ke belakang yang memberi kesan kukuh, sedangkan yang betina biasanya pada bagian perutnya besar.

Ikan nila dilaporkan sebagai pemakan segala (omnivora), pemakan plankton, sampai pemakan aneka tumbuhan sehingga ikan ini diperkirakan dapat dimanfaatkan sebagai pengendali gulma air.
Ikan ini sangat peridi, mudah berbiak. Secara alami, ikan nila (dari perkataan NileSungai Nil) ditemukan mulai dari Syria di utara hingga Afrika timur sampai ke Kongo dan Liberia; yaitu di Sungai Nil (Mesir), Danau TanganyikaChadNigeria, dan Kenya. Diyakini pula bahwa pemeliharaan ikan ini telah berlangsung semenjak peradaban Mesir purba.
Telur ikan nila berbentuk bulat berwarna kekuningan dengan diameter sekitar 2,8 mm. Sekali memijah, ikan nila betina dapat mengeluarkan telur sebanyak 300-1.500 butir, tergantung pada ukuran tubuhnya. Ikan nila mempunyai kebiasaan yang unik setelah memijah, induk betinanya mengulum telur-telur yang telah dibuahi di dalam rongga mulutnya. Perilaku ini disebut mouth breeder (pengeram telur dalam mulut).
Karena mudahnya dipelihara dan dibiakkan, ikan ini segera diternakkan di banyak negara sebagai ikan konsumsi, termasuk di pelbagai daerah di Indonesia. Akan tetapi mengingat rasa dagingnya yang tidak istimewa, ikan nila juga tidak pernah mencapai harga yang tinggi. Di samping dijual dalam keadaan segar, daging ikan nila sering pula dijadikan filet.
Ikan ini menjadi hama di seluruh sungai-sungai dan danau di Indonesia ketika di tebar ke dalam sungai dan danau karena ikan ini memakan banyak tumbuhan air dan menggantikian posisi ikan pribumi indonesia, akan tetapi ikan nila masih tetap ditebar oleh pemerintah di sungai-sungai dan danau Indonesia tanpa memperhatikan dampaknya.

sumber 
https://id.wikipedia.org/wiki/Ikan_nila

Ikan Waduk Batu tegi (6. Gabus)

Ikan gabus
Hasil gambar untuk ikan gabus
 adalah sejenis ikan predator yang hidup di air tawar. Ikan ini dikenal dengan banyak nama di berbagai daerah: bocek dari riau, aruanharuan (Mly.,Bjn), kocolan (Btw.), bogo (Sd.), bayongbogolicingan (Bms.), kutuk (Jw.), kabos (Mhs.) dan lain-lain. Dalam bahasa Inggris juga disebut dengan berbagai nama seperti common snakeheadsnakehead murrelchevron snakeheadstriped snakehead dan juga aruan. Nama ilmiahnya adalah Channa striata (Bloch, 1793).
Ikan darat yang cukup besar, dapat tumbuh hingga mencapai panjang 1 m. Berkepala besar agak gepeng mirip kepala ular (sehingga dinamai snakehead), dengan sisik-sisik besar di atas kepala. Tubuh bulat gilig memanjang, seperti peluru kendali. Sirippunggung memanjang dan sirip ekor membulat di ujungnya.
Sisi atas tubuh—dari kepala hingga ke ekor—berwarna gelap, hitam kecoklatan atau kehijauan. Sisi bawah tubuh putih, mulai dagu ke belakang. Sisi samping bercoret-coret tebal (striata, bercoret-coret) yang agak kabur. Warna ini seringkali menyerupai lingkungan sekitarnya. Mulut besar, dengan gigi-gigi besar dan tajam.
Ikan gabus biasa didapati di danaurawasungai, dan saluran-saluran air hingga ke sawah-sawah. Ikan ini memangsa aneka ikan kecil-kecil, serangga, dan berbagai hewan air lain termasuk berudu dan kodok.
Seringkali ikan gabus terbawa banjir ke parit-parit di sekitar rumah, atau memasuki kolam-kolam pemeliharaan ikan dan menjadi hama yang memangsa ikan-ikan peliharaan di sana. Jika sawah, kolam atau parit mengering, ikan ini akan berupaya pindah ke tempat lain, atau bila terpaksa, akan mengubur diri di dalam lumpur hingga tempat itu kembali berair. Oleh sebab itu ikan ini acap kali ditemui ‘berjalan’ di daratan, khususnya di malam hari di musim kemarau, mencari tempat lain yang masih berair. Fenomena ini adalah karena gabus memiliki kemampuan bernapas langsung dari udara, dengan menggunakan semacam organ labirin(seperti pada ikan lele atau betok) namun lebih primitif.
Pada musim kawin, ikan jantan dan betina bekerja sama menyiapkan sarang di antara tumbuhan dekat tepi air. Anak-anak ikan berwarna jingga merah bergaris hitam, berenang dalam kelompok yang bergerak bersama-sama kian kemari untuk mencari makanan. Kelompok muda ini dijagai oleh induknya.
Sebetulnya ikan gabus memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Ikan-ikan gabus liar yang ditangkap dari sungai, danau dan rawa-rawa di Sumatra dan Kalimantan kerap kali diasinkan sebelum diperdagangkan antar pulau. Gabus asin merupakan salah satu ikan kering yang cukup mahal harganya. Selain itu ikan gabus segar, kebanyakan dijual dalam keadaan hidup, merupakan sumber protein yang cukup penting bagi masyarakat desa, khususnya yang berdekatan dengan wilayah berawa atau sungai.
Channa stri 060702 2575 jtgno ed resize.jpg
Ikan gabus juga merupakan ikan pancingan yang menyenangkan. Dengan umpan hidup berupa serangga atau anak kodok, gabus relatif mudah dipancing. Namun giginya yang tajam dan sambaran serta tarikannya yang kuat, dapat dengan mudah memutuskan tali pancing.Untuk masyarakat desa yang khususnya petani, ikan gabus sangat membantu memusnahkan hama, misalnya: sawah yang banyak di huni oleh hama keong, sering kali berujung dengan gagal panen, akibat dari ulah keong yang sering memakan padi, terutama di usia muda. Namun beberapa petani menemukan cara yang cukup mudah dan sangat membantu, yaitu, dengan mengembang biakan ikan gabus di sawah-sawah yang sedang di garapnya, dengan demikian keong-keong yang banyak merugikan petani sedikit demi sedikit akan berkurang,
Akan tetapi ikan ini juga dapat sangat merugikan, yakni apabila masuk ke kolam-kolam pemeliharaan ikan (Meskipun beberapa kerabat gabus di Asia juga sengaja dikembangbiakkan sebagai ikan peliharaan). Gabus sangat rakus memangsa ikan kecil-kecil, sehingga bisa menghabiskan ikan-ikan yang dipelihara di kolam, utamanya bila ikan peliharaan itu masih berukuran kecil. Ikan gabus juga menjadi spesies penganggu no.1 di Sulawesi dan Irian Jaya karena mereka telah memusnahkan speesies ikan asli.
Sejak beberapa tahun yang lalu di Amerika utara, ikan ini dan beberapa kerabat dekatnya yang sama-sama termasuk snakehead fishes diwaspadai sebagai ikan berbahaya, yang dapat mengancam kelestarian biota perairan di sana. Jenis-jenis snakehead sebetulnya masuk ke Amerika sebagai ikan akuarium. Kemungkinan karena kecerobohan, maka kini snakehead juga ditemui di alam, di sungai-sungai dan kolam di Amerika. Dan karena sifatnya yang buas dan invasif, Pemerintah Amerika khawatir ikan-ikan itu akan cepat meluas dan merusak keseimbangan alam perairan.
Gabus bagi kesehatan[sunting | sunting sumber]
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/d/df/Katupat_Kandangan_in_Kandangan.JPG/220px-Katupat_Kandangan_in_Kandangan.JPG
Ketupat Kandangan khas Kandangan dengan lauk ikan haruan (ikan gabus)
Diketahui bahwa ikan ini sangat kaya akan albumin, salah satu jenis protein penting. Albumin diperlukan tubuh manusia setiap hari, terutama dalam proses penyembuhan luka-luka. Pemberian daging ikan gabus atau ekstrak proteinnya telah dicobakan untuk meningkatkan kadar albumin dalam darah dan membantu penyembuhan beberapa penyakit.
Sumber

https://id.wikipedia.org/wiki/Ikan_gabus

Ikan Waduk Batu Tegi (5.Tambakan)


Ikan Tambakan (Helostoma temminckii)
Ikan Tambakan adalah salah satu jenis ikan air tawar yang berasal dari wilayah tropis, tepatnya Asia Tenggara. Ikan ini awalnya berasai dari Thailand hingga Indonesia sebelum akhirnya diintroduksi ke seluruh dunia. Ikan ini juga dikenal dengan nama gurami pencium karena kebiasaannya yang suka mencium-cium saat mengambil makanan dari permukaan benda padat maupun saat berduel antara sesama penjantan. Di Indonesia seniri ikan tambakan memiliki beberapa nama seperti Bawan, Biawan, hingga ikan samarinda.
Hasil gambar untuk ikan tambakan 
Ada 2 jenis ikan tambakan berdasarkan warnanya yaitu ikan tambakan berwarna hijau dan ikan tambakan berwarna pucat atau merah muda, namun mereka masih termasuk dalam spesies yang sama. Belakangan ada juga jenis ikan tambakan yang ukurannya lebih kecil dari ikan tambakan kebanyakan dan bentuknya bundar nyaris menyerupai balon. Variasi genetis ikan tersebut biasa dikenal dengan nama "gurami pencium kerdil" atau balon merah muda.

Klasifikasi Ilmiah

Kingdom : Animalia
Fillum : Chordata
Class : Actinopterygii
Ordo: Perciformes
Sub ordo : Anabantoidei
Familly : Helostomatidae
Genus : Helostoma
Species : Helostoma temminckii 

Ikan tambakan memiliki tubuh berbentuk pipih vertikal. sirip punggung dan sirip analnya memiliki bentuk dan ukuran yang hampir serupa. Sirip ekornya nyaris berbentuk bundar mengarah cembung keluar, sementara sirip dadanya yang berjumlah sepasang juga berbentuk nyaris bundar. Di kedua sisi tubuhnya terdapat gurat sisi, yaitu pola berupa garis tipis yang berawal dari pangkal celah insangnya sampai pangkal sirip ekornya yang berjumlah kurang lebih 43 - 48 sisik yang menyusun gurat sisi tersebut. 


Ikan tambakan diketahui bisa tumbuh hingga mencapai ukuran 30 cm. salah satu ciri khas ikan tambakan ialah mulutnya yang memanjang. Karakteristik mulutnya yang menjulur kedepan membantunya mengambil makanan semisal lumut dari tempatnya melekat. Bibirnya diselimuiti semcam gigi yang bertanduk, namun gigi-gigi tersebut tidak ditemukan dibagian mulut lain seperti faring, premaksila, dentary dan langit-langit mulut. Ikan tambakan juga memiliki tapis insang (gill raker) yang membantunya menyaring partikel-partikel makanan yang masuk besama dengan air. 


Tambakan merupakan ikan air tawar yang bersifat bentopegik yaitu hidup di antara permukaan dan wilayah dalam perairan. Habitatnt asli ikan tambakan umumnya berada di perairan tropis yang dangkal, beraus tenang dan terdapat banyak tanaman air. Pada awalnya ikan tambakan hanya ditemukan di perairan air atawar Asia Tenggara, namun belakang kini telah menyebar di seluruh wilayah beriklim hangat sebagai binatang Introduksi.



Sifat makan dari ikan tambakan ialah omnivora yang memakan segala jenis bahan makanan baik dari hewani maupun tumbuh-tumbuhan seperti serangga air, zooplankton, lumut, dan tanaman air. Bibirnya yang di lengkapi gigi-gigi kecil dapat membantunya mengambil makanan dari permukaan benda padat semisal batu. Ikan tambakan juga memi9liki tapis insang yang membantunya menyaring partikel plankton dari air. Saat sedang mencabut makanan yang menempel dipermukaan benda padat itulah yang terlihat bagi manusia solah-olah ikan ini sedang mencium benda tersebut.


Ikan tambakan termasuk jenis ikan yang mudah berkembang biak. Di habitatnya, dalam waktu kurang dari 15 bulan, populasi minimum mereka sudah bisa bertambah hingga dua kali lipat dari populasi awalnya. Reproduksi ikan tambakan sendiri terjadi ketika periode musim kawin sudah tiba. Di Thailand misalnya, musim kawin terjadi ikan tambakan terjadi pada bulan Mei hingga Oktober. 

Perkawinan ikan tambakan dilakukan di bawah tanaman air yang mengapung. Dimulai dari ikan betina yang melepaskan telur-telurnya dan dibuahi olah ikan jantan yang kemudian akan mengapung di antara tanaman air. Beda dengan anggota dari subordo anabantoidae lainnya, ikan tambakan tidak membuat sarang dan tidak menjaga anak-anaknya, Sehingga anak ikan tambakan yang baru menetas sudah harus mandiri. Sehari setelah induk betinal mengeluarkan telurnya, Telur-telur tersebut akan menetas dan sekita 2 hari anak-anak ikan tambakanpun segera dapat berenang bebas.



Ikan Tambakan juga dijuluki sebagai ikan pencium karena kebiasaanya yang menggunakan bibirnya yeng terlihat mencium benda-benda padat maupun mencium ikan tambakan lainnya. Sebenarnya tambakan tidak benar-benar mencium. Saat terlihat mencium benda-benda padat semisal batu, ikan ini sebenarnya sedang menggerogoti makanan yang menepel pada permukaan benda padat tersebut. 


Terkada ikan tambakan jantan kedapati sedang beradu bibir dengan pejantan lainnya yeng akan terlihat seperti sedang bercium-ciuman. hal ini sebetulnya para penjantan ikan tambakan sedang menegaskan supremasi atas pejantan lainnya saat menjaga wilayah kekuasaan. Perilaku adu bibir ini tidak sampai mengakibatkan cidera pada ikan tambakan, namu di dalam tangkapan, ikan tambakan jantan yang terus menerus kalah usai duel adu bibir bisa mati akibat stress. 




Ikan tambakan sudah sejak lama membawa manfaat bagi manusia. Di wilayah aslinya di Asia Tenggara, ikan ini dibudidayakan untuk dimanfaatkan dagingnya sebagai konsumsi. Ikan tambakan juga biasa dipancing di alam liar. Belakangan, ikan tambakan juga menjadi salah satu komoditas ikan hias air tawar karena memiliki wujud dan perilaku yang unik.

Referensi :
https://id.wikipedia.org/wiki/Ikan_tambakan
http://www.infoikan.com/2017/01/budidaya-ikan-tambakan-helostoma.html
https://www.dunia-perairan.com/2017/02/ikan-tambakan-helostoma-temminckii.html

Ikan Waduk Batu Tegi (4. Patin)

Mengenal Ikan Patin
Hasil gambar untuk patin raksasa


Ikan Patin adalah sekelompok ikan berkumis (Siluriformes) yang termasuk dalam genus Pangasiusfamili Pangasiidae. Nama "patin" juga disematkan pada salah satu anggotanya, P. nasutus. Kelompok hewan ini banyak yang bernilai ekonomi, seperti patin dan patin siam (P. hypophthalmus syn. P. sutchi, atau beberapa pustaka menyebutnya jambal siam). Beberapa anggotanya yang hidup di Sungai Mekong dikenal berukuran sangat besar, mencapai panjang dua meter lebih.

sumber 
https://id.wikipedia.org/wiki/Patin

Ikan Waduk Batu Tegi (3.Baung)

Sekilas Mengenal Ikan Baung (Mystus nemurus) 
Hasil gambar untuk mengenal ikan baung
Ikan Baung (Mystus nemurus) merupakan komoditas ikan air tawar di Indonesia. Ikan ini telah berhasil dipijahkan secara buatan oleh BBPBAT Sukabumi sejak tahun 1988. Tekstur daging ikan baung berwarna putih, tebal dan tanpa duri halus di dalam dagingnya, sehingga sangat disukai oleh masyarakat. Selama ini produksi ikan baung kebanyakan didapat dari penangkapan di alam (sungai/danau). Oleh karenanya hasil produksi tidak menentu baik dalam jumlah maupun ukurannya. Dengan berhasil diketahuinya teknik pemijahan ikan baung, maka dapat diharapkan usaha budidaya ikan tersebut akan berkembang. Sehingga produksi ikan baung dapat memenuhi permintaan masyarakat akan ikan air tawar jenis ini. Klasifikasi Ilmiah Ikan Baung: Philum : Chordata Kelas : Pisces Anak Kelas : Teleostei Bangsa : Siluridae Suku : Bagridae Marga : Mystus Jenis : M. nemurus Ikan baung memiliki ciri fisik berkumis atau sungut yang mencapai mata. Badan ikan baung tidak bersisik dan mempunyai sirip dada serta sirip lemak berukuran besar. Ikan baung memiliki bentuk mulut melengkung. Warna tubuh ikan baung coklat kehijauan. Habitat alami dari ikan baung adalah dasar perairan air tawar. Ikan ini bersifat omnivora. Secara lokal ikan baung memiliki berbagai nama. Di Jawa Barat ikan baung dikenal dengan nama ikan tagih, senggal atau singah. Di Jawa Tengah dinamakan ikan tageh. Di Jabodetabek ataupun Malaysia menyebutnya sebagai ikan bawon. Di Serawak menyebutnya ikan baon. Sedangkan di Kalimantan Tengah ikan ini dikenal sebagai ikan niken, siken, tiken, bato, atau baung putih, dan di Sumatera dikenal sebagai ikan baong.

Sumber: 
https://kuliah-ikan.blogspot.com/2011/02/sekilas-mengenal-ikan-baung-mystus.html
Harap cantumkan sumber bila mengkopi post ini. Copyright dilindungi!

Ikan Waduk Batutegi (2. Ikan Betutu)


Hasil gambar untuk Ikan betutu
Betutu (Oxyeleotris marmorata) adalah nama sejenis ikan air tawar. Meskipun agak jarang yang berukuran besar, ikan yang menyebar di Asia Tenggara hingga Kepulauan Nusantara ini digemari pemancing karena betotan (tarikan)nya yang kuat dan tiba-tiba.
Nama-nama lainnya di pelbagai daerah di Indonesia adalah bakutbakututbelosoh (nama umum), bosobobosobodobodo, ikan bodoh, gabus bodoh, ketutuk, ikan malas, ikan hantu dan lain-lain. Dalam bahasa Inggris disebut marble goby atau marble sleeper, merujuk pada pola-pola warna di tubuhnya yang serupa batu pualam kemerahan.

Ikan bertubuh kecil sampai sedang dengan kepala yang besar. Panjang tubuh (SL, standard length) maksimum hingga sekitar 65 cm[1], namun kebanyakan hanya antara 20–40 cm atau kurang. Berwarna merah bata pudar, kecoklatan atau kehitaman, dengan pola-pola gelap simetris di tubuhnya. Tanpa bercak bulat (ocellus) di pangkal ekornya.[2]
Sirip dorsal (punggung) yang sebelah muka dengan enam jari-jari yang keras (duri); dan yang sebelah belakang dengan satu duri dan sembilan jari-jari yang lunak. Sirip anal dengan satu duri dan 7–8 jari-jari lunak. Sisik-sisik di tengah punggung, dari belakang kepala hingga pangkal sirip dorsal (predorsal scales) 60–65 buah. Sisik-sisik di sisi tubuh, di sepanjang gurat sisi (lateral row scales) 80–90 buah.[2]
Seperti dicerminkan oleh namanya, ikan ini malas bergerak atau berpindah tempat. Ia cenderung diam saja di dasar perairan, sekalipun diusik. Hanya di malam hari betutu agak aktif, memburu udang, ikan-ikan kecil, yuyu, atau siput air. Ikan betutu didapati di sungai-sungai di bagian yang terlindung, rawawaduk, saluran air atau parit.[1]
Sumber
https://id.wikipedia.org/wiki/Betutu

Ikan Waduk Batutegi ( 1. Hampala)

Hampala yang juga disebut Palung (Jawa) atau Sebarau (Sumatera) adalah salah satu ikan air tawar yang tersebar di beberapa kawasan di asia tenggara. Di Indonesia sendiri ikan ini banyak dijumpai di pulau Kalimantan, Sumatera dan sebagian Jawa, akan tetapi ada juga yang berpendapat bahwa awal mula adanya ikan ini di pulau jawa dikarenakan hasil introduksi dari Kalimantan. Yakni orang-orang zaman dahulu membawa hampala dari Kalimantan ke Jawa untuk dikembangbiakan di kolam sebagai ikan konsumsi, pada musim penghujan kolam tempat penampungan hampala meluap dan menyebabkan banyak hampala lepas ke sungai sehingga ikan ini lambat laun berkembang biak disungai hingga pada akhirnya tersebar di jawa. Namun saya kurang setuju dengan pendapat tersebut, saya yakin ikan hampala memang asli endemik jawa, karena ikan ini memiliki nama lokal di jawa, seperti di daerah Jogja, orang-orang jogja menamai ikan ini dengan sebutan ikan palung. Suatu nama lokal tercipta karena masyarakat sering bersinggungan dengan suatu hal dalam kurun masa ratusan hingga ribuan tahun. Coba kita bandingkan dengan ikan nila, ikan asal Afrika yang sudah lama mendiami sungai-sungai di pulau jawa, bahkan telah dianggap oleh sebagian orang sebagai ikan lokal jawa. Walaupun demikian, di jawa ikan nila tak punya nama lokal dan hanya memiliki nama serapan dari nama ilmiahnya, yakni niloticus atau nile.

Kerajaan:Animalia
Filum:Chordata
Kelas:Actinopterygii
Ordo:Cypriniformes
Famili:Cyprinidae
Genus:Hampala
Spesies:H. macrolepidota

Karakter
Hampala termasuk ikan predator, yaitu ikan yang memakan hewan lainnya. Makanannya berupa hewan yang lebih kecil terutama udang dan ikan, tetapi di kondisi tertentu (terdesak) mereka dapat makan biji-bijian. Di beberapa akuarium milik penghobi ikan hias, hampala juga ada yang bisa dibiasakan makan pelet. Hampala adalah ikan yang menarik bagi kolektor ikan hias disamping karena warnanya yang cantik dan keaktifannya bergerak, sifat predatornya juga memiliki daya tarik tersendiri. Dikalangan pemancing ikan ini terkenal karena punya daya "fight" yang dahsyattttt. Hampala juga termasuk salah satu ikan air tawar berukuran besar (monster) karena dapat mencapai panjang maksimal satu meter.

Hampala sebagai ikan hias
Saya pertama kali mengenal ikan ini saat masih kuliah di Jogja, tepatnya saat bekunjung di rumah salah satu teman saya yang juga penghobi ikan hias. Mulai dari situ saya mulai mencari tahu tentang ikan ini. Ikan hampala pertama yang saya pelihara kudapat dari memancing (nyari gratisan) di salah satu sungai di Jogja awal tahun 2013.  Sekarang ini sudah banyak tukang ikan hias yang menjual ikan hampala, karena peminatnya memang banyak. Ikan hampala biasanya di peroleh pedagang dengan mengandalakan tangkapan alam, karena memang jarang yang mengembangbiakkan ikan ini.
Di Semarang, Malang dan Jakarta ikan hampala di jual dengan harga yang lumayan mahal. karena para pedagang ikan hias di tempat-tempat tersebut biasanya membeli hampala di pedagang ikan hias di daerah Jawa bagian selatan seperti Jogja dan Magelang.
Ikan hampala adalah ikan yang menyenangkan, kalau sudah jinak ikan ini akan mendekat jika pemilik akan memberi makan. Jangan ngaku penghobi ikan predator kalau belum pelihara ikan ini hahahaha oh iya, meskipun ikan ini laku di pasaran, tetap jaga keberadaannya di alam ya! jangan di eksploitasi habis-habisan, kalau bisa malah dibreed sekalian. Ramahlah kepada alam, maka alam akan ramah kepadamu. (teddy)

Sumber 
https://pihiku.blogspot.com/2014/10/ikan-hampala-hampala-macrolepidota.html